Saat Bisnis Menjadi Manusia – Part 6

Saat Bisnis Menjadi Manusia – Part 6

PERSEDIAAN BARANG ADALAH TULANG:�

Dalam konteks bisnis minimarket, persediaan barang dapat dianalogikan sebagai “tulang” yang memberikan struktur dan bentuk pada operasional toko. Persediaan barang mencakup semua produk atau barang dagangan yang tersedia di toko untuk dijual kepada pelanggan.

Seperti tulang dalam tubuh manusia, persediaan barang memberikan struktur dasar bagi bisnis minimarket. Mereka mendukung operasi sehari-hari dan memastikan ketersediaan produk yang diperlukan untuk memenuhi permintaan pelanggan. Persediaan yang baik dikelola dengan mempertimbangkan berbagai faktor seperti permintaan pelanggan, musim, tren pasar, dan histori penjualan.

Pentingnya persediaan barang yang efisien dan terkelola dengan baik sangat krusial dalam bisnis minimarket. Berikut adalah beberapa alasan mengapa persediaan barang berperan penting:

  1. Ketersediaan Produk: Persediaan barang yang memadai memastikan bahwa minimarket memiliki stok yang cukup untuk memenuhi permintaan pelanggan. Dengan memiliki produk yang tersedia dengan baik, minimarket dapat menghindari kehilangan penjualan atau kecewa pelanggan karena kehabisan stok.
  2. Kecepatan Pelayanan: Persediaan barang yang efisien memungkinkan minimarket untuk memberikan pelayanan yang cepat dan efisien kepada pelanggan. Ketika produk tersedia dengan baik, pelanggan tidak perlu menunggu lama atau pergi ke tempat lain untuk mendapatkan barang yang mereka butuhkan.
  3. Mengoptimalkan Pengeluaran: Dengan mengelola persediaan barang dengan baik, minimarket dapat menghindari kelebihan stok yang tidak perlu. Ini membantu menghindari kerugian akibat produk yang rusak atau kadaluwarsa, serta mengoptimalkan pengeluaran dalam pengadaan persediaan.
  4. Menjaga Keberagaman Produk: Persediaan barang yang baik memungkinkan minimarket untuk menyediakan beragam produk yang sesuai dengan kebutuhan dan preferensi pelanggan. Dengan memiliki pilihan yang lengkap, minimarket dapat memenuhi kebutuhan pelanggan yang berbeda dan meningkatkan peluang penjualan.
  5. Perencanaan dan Analisis: Persediaan barang yang tercatat dan terkelola dengan baik memberikan data dan informasi penting untuk perencanaan bisnis dan pengambilan keputusan. Data persediaan dapat digunakan untuk menganalisis tren penjualan, memperkirakan permintaan di masa depan, dan membuat keputusan pembelian yang cerdas.

Dalam bisnis minimarket, penting bagi pemilik atau manajer untuk mengelola persediaan barang dengan efisien. Hal ini meliputi pemantauan stok, perencanaan pemesanan yang tepat, manajemen persediaan yang efektif, dan evaluasi secara berkala terhadap kinerja persediaan. Dengan memperhatikan faktor-faktor ini, persediaan barang dapat berfungsi sebagai “tulang” yang memberikan struktur, kestabilan, dan ketersediaan produk yang diperlukan dalam operasional bisnis minimarket.

KASUS:

Sebelum kami mendampingi seorang klien pemilik toko minimarket, kondisi persediaan barang di tokonya sangat tidak efisien. Klien merasa perlu menyediakan sebanyak mungkin jenis dan jumlah barang, yang mengakibatkan persediaan barang menumpuk. Toko dengan luas kurang dari 100 m2 itu menjadi penuh dengan stok yang tidak terkelola dengan baik.

Setelah melakukan analisis mendalam, kami menemukan bahwa penjualan sebesar 80% hanya berasal dari 9% total persediaan yang ada. Artinya, sebagian besar barang yang disimpan tidak pernah terjual dalam kurun waktu 3 bulan. Hal ini menunjukkan ketidakefisienan dalam manajemen persediaan dan keputusan pembelian yang tidak tepat.

Sebagai konsultan, kami membantu klien dalam mengatasi masalah ini dengan beberapa langkah. Pertama, kami melakukan peninjauan ulang terhadap kategori produk yang dijual. Kami menganalisis data penjualan, tren pasar, dan permintaan pelanggan. Dari analisis tersebut, kami merekomendasikan klien untuk memfokuskan stok pada produk-produk yang paling diminati dan menghapus produk yang tidak memiliki permintaan signifikan.

Selanjutnya, kami membantu klien dalam merancang strategi manajemen persediaan yang lebih efisien. Kami memperkenalkan metode pengelolaan persediaan seperti analisis ABC (sebuah model analisis perputaran barang) dan EOQ (Economic Order Quantity) untuk membantu klien dalam menentukan kebutuhan persediaan dengan lebih akurat. Kami juga memberikan saran tentang penjadwalan pemesanan yang lebih optimal berdasarkan tren penjualan dan siklus pengadaan produk.

Dengan menerapkan strategi yang direkomendasikan, kondisi persediaan barang di tokonya mengalami perubahan yang cukup signifikan. Klien berhasil mengurangi persediaan barang yang tidak pernah terjual dalam kurun waktu 3 bulan dengan menerapkan beberapa strategi promosi. Stok yang tersedia di toko pun menjadi lebih fokus pada produk yang diminati pelanggannya, sehingga mengurangi biaya penyimpanan dan meningkatkan putaran persediaan.

Klien juga melihat peningkatan penjualan yang lebih seimbang dan efisien. Dengan mengelola persediaan barang yang lebih bijak, toko dapat memaksimalkan keuntungan dan mengurangi kerugian akibat barang yang kadaluarsa atau rusak. Klien menjadi lebih percaya diri dalam keputusan pembelian, berdasarkan analisis data penjualan dan tren pasar yang kami bantu lakukan.

Dengan demikian, kondisi persediaan barang di toko klien tersebut mengalami perubahan positif. Klien berhasil mencapai manajemen persediaan yang lebih efisien, mengurangi stok yang tidak pernah terjual, dan meningkatkan penjualan yang lebih optimal. Dengan bimbingan dan langkah-langkah yang kami berikan sebagai konsultan, minimarket klien dapat beroperasi dengan lebih efisien dan menghasilkan keuntungan yang lebih baik.

_Wallahu a’lam_

Saat Bisnis Menjadi Manusia – Part 5

Saat Bisnis Menjadi Manusia – Part 5

PELANGGAN ADALAH JANTUNG BISNIS:

Pelanggan dalam konteks bisnis diibaratkan sebagai “jantung” yang memberikan kehidupan pada bisnis. Bisnis Minimarket mengandalkan pelanggan untuk membeli produk dan layanan yang ditawarkan di toko. Mereka adalah individu yang mencari barang kebutuhan sehari-hari dengan kenyamanan dan kecepatan.

Pelanggan dalam bisnis minimarket sangat beragam. Ada yang datang untuk memenuhi kebutuhan makanan, minuman, dan produk sehari-hari lainnya. Ada juga yang mencari produk-produk khusus atau menginginkan pengalaman belanja yang ramah dan efisien.

Sebagai pemilik minimarket, memahami kebutuhan dan preferensi pelanggan sangat penting. Dengan memperhatikan apa yang mereka butuhkan, bisnis minimarket dapat menyediakan persediaan barang yang relevan dan berkualitas. Pelanggan memainkan peran penting dalam membantu menentukan produk yang perlu disediakan dan permintaan yang harus dipenuhi.

Dalam upaya meningkatkan kepuasan pelanggan, Anda harus memastikan ketersediaan stok yang memadai dan kondisi produk yang baik. Hal ini melibatkan manajemen persediaan yang efektif, pemesanan yang tepat waktu, dan pemantauan terhadap kelancaran pengiriman barang dari pemasok.

Selain itu, pelayanan pelanggan yang baik juga menjadi faktor penting. Tim minimarket harus ramah, membantu, dan siap memberikan informasi tentang produk yang tersedia. Mereka harus siap menjawab pertanyaan pelanggan, memberikan rekomendasi, dan memberikan pengalaman belanja yang menyenangkan. Pelayanan pelanggan yang baik akan membantu menciptakan hubungan yang kuat dan memperoleh kepercayaan dari pelanggan.

Pelanggan juga dapat menjadi sumber inspirasi untuk meningkatkan bisnis minimarket. Mengumpulkan umpan balik dari pelanggan, baik melalui survei, ulasan, maupun interaksi langsung, dapat memberikan wawasan berharga tentang kekuatan dan kelemahan bisnis Anda. Hal ini memungkinkan Anda untuk melakukan perbaikan dan inovasi yang relevan dengan kebutuhan pelanggan.

Dengan menjadikan pelanggan sebagai fokus utama, minimarket Anda dapat terus berkembang. Dengan menyediakan produk yang dibutuhkan, memberikan pelayanan yang baik, dan mendengarkan umpan balik pelanggan, minimarket Anda dapat membangun hubungan yang kuat, meningkatkan loyalitas, dan menciptakan kesempatan pertumbuhan yang berkelanjutan. Pelanggan menjadi “jantung” yang memberi kehidupan pada bisnis minimarket Anda, dan menjaga hubungan yang baik dengan mereka menjadi kunci kesuksesan.

KASUS

Seorang klien yang memiliki toko minimarket, merasa bahwa ia punya pelanggan yang banyak, tapi ia merasa bahwa ia selalu tidak memiliki cukup pendapatan untuk membayar biaya-biaya operasi tokonya.

Sebelum kami mendampingi klien tersebut, kondisi toko minimarket sangat menantang. Meskipun klien merasa memiliki pelanggan yang banyak, namun pemasukan yang diterima tidak cukup untuk menutupi biaya operasional toko. Klien merasa frustasi karena selalu kesulitan dalam membayar tagihan, menyebabkan ketidakstabilan finansial dalam bisnisnya.

Setelah saya mengambil peran sebagai konsultan, kami melakukan analisis mendalam terhadap operasional toko minimarket. Kami mengidentifikasi beberapa faktor yang menyebabkan ketidakseimbangan antara jumlah pelanggan yang ada dan pemasukan yang diterima. Beberapa masalah yang ditemukan termasuk strategi penetapan harga yang tidak optimal, persediaan yang tidak efisien, dan kurangnya strategi pemasaran yang efektif.

Kami membantu klien dalam mengatasi masalah ini dengan beberapa langkah. Pertama, kami melakukan peninjauan ulang terhadap strategi penetapan harga produk di toko. Kami menyarankan klien untuk melakukan analisis pasar dan menyesuaikan harga agar lebih sesuai dengan daya beli pelanggan dan persaingan di sekitar toko.

Selanjutnya, kami membantu klien dalam mengelola persediaan dengan lebih efisien. Kami memperkenalkan sistem manajemen persediaan yang lebih terstruktur dan memberikan saran tentang waktu pemesanan yang tepat agar tidak ada kelebihan stok yang menyebabkan kerugian. Kami juga mendorong klien untuk menjalin hubungan yang baik dengan pemasok, sehingga dapat memperoleh harga yang lebih baik dan memaksimalkan keuntungan.

Selain itu, kami membantu klien dalam merancang dan mengimplementasikan strategi pemasaran yang lebih efektif. Kami merekomendasikan penggunaan media sosial, promosi di lingkungan sekitar, dan program loyalitas pelanggan untuk meningkatkan visibilitas toko dan meningkatkan retensi pelanggan.

Setelah mengimplementasikan langkah-langkah tersebut, kondisi toko minimarket mengalami perubahan yang signifikan. Klien melihat peningkatan pemasukan yang lebih seimbang dengan biaya operasional. Strategi penetapan harga yang disesuaikan dan manajemen persediaan yang lebih efisien membantu meningkatkan margin keuntungan. Pelaksanaan strategi pemasaran yang lebih baik juga berhasil menarik pelanggan baru dan meningkatkan loyalitas pelanggan yang ada.

Dengan adanya perubahan ini, klien merasa lebih percaya diri dan stabil dalam menjalankan bisnisnya. Toko minimarketnya menjadi lebih berkelanjutan dan mampu memenuhi biaya operasional dengan baik. Keputusan strategis dan perubahan yang kami bantu lakukan sebagai konsultan telah membantu klien untuk mencapai stabilitas finansial dan pertumbuhan yang lebih baik dalam bisnisnya. Wallahu a’lam.

Saat Bisnis Menjadi Manusia – Part 4

Saat Bisnis Menjadi Manusia – Part 4

MANAGEMEN (OTAK BISNIS):

Dalam dunia bisnis, manajemen memiliki peran penting yang dapat dianalogikan sebagai “otak” dari sebuah organisasi. Seperti otak dalam tubuh manusia, manajemen berperan sebagai pusat pengendalian yang mengarahkan dan mengkoordinasikan berbagai aspek bisnis. Mereka bertanggung jawab untuk membuat keputusan strategis yang mempengaruhi arah dan tujuan bisnis, serta merencanakan operasional yang diperlukan untuk mencapainya.

Sebagai otak bisnis, manajemen memiliki beberapa tugas utama. Pertama, mereka bertindak sebagai pengambil keputusan, menganalisis informasi yang tersedia, mengevaluasi opsi yang ada, dan memilih jalur terbaik untuk bisnis. Keputusan-keputusan ini mencakup pengembangan strategi jangka panjang, penentuan prioritas, dan merespons perubahan pasar.

Manajemen juga berperan dalam perencanaan strategis bisnis. Mereka merumuskan visi, misi, dan tujuan bisnis yang ingin dicapai, serta merancang langkah-langkah yang diperlukan untuk mencapainya. Dalam hal ini, manajemen memiliki pemahaman yang mendalam tentang industri dan pasar yang mereka hadapi, sehingga dapat merancang strategi yang kompetitif dan relevan.

Selain itu, manajemen bertanggung jawab untuk mengorganisir sumber daya yang ada di bisnis. Mereka menentukan struktur organisasi yang efisien, mengalokasikan tugas dan tanggung jawab kepada individu atau tim, serta memastikan bahwa komunikasi yang efektif terjalin di semua tingkatan organisasi. Dalam hal ini, manajemen menciptakan lingkungan kerja yang koheren dan kolaboratif, memastikan bahwa setiap orang memiliki peran yang jelas dalam mencapai tujuan bersama.

Manajemen juga memiliki peran penting dalam pengawasan operasional bisnis. Mereka memantau jalannya operasional, melihat penggunaan sumber daya, mengevaluasi pencapaian target, dan mengidentifikasi masalah atau ketidaksesuaian yang mungkin muncul. Jika ditemukan masalah, manajemen mengambil tindakan perbaikan yang diperlukan untuk menjaga kelancaran operasi dan mencapai hasil yang diharapkan.

Terakhir, manajemen berperan dalam pengembangan karyawan. Mereka memberikan pelatihan, umpan balik, dan kesempatan pengembangan kepada anggota tim untuk meningkatkan keterampilan dan pengetahuan mereka. Dalam hal ini, manajemen menciptakan lingkungan yang mendukung pertumbuhan individu, memastikan bahwa setiap orang memiliki potensi untuk mencapai kinerja terbaiknya.

Dalam kesimpulannya, manajemen adalah “otak” dari bisnis, mengendalikan, mengarahkan, dan mengkoordinasikan berbagai aspek bisnis. Mereka mengambil keputusan strategis, merencanakan operasional, mengorganisir sumber daya, mengawasi operasi, dan mengembangkan karyawan. Peran manajemen yang efektif sangat penting dalam mencapai tujuan bisnis dan menjaga kelancaran organisasi secara keseluruhan.

KASUS:
Seorang klien yang memiliki toko miniarket, hanya sekedar membuka toko karena punya modal untuk itu, tapi dia tidak memiliki kemampuan manajamen sebagai otak bisnis untuk mengelola toko minimarketnya.

Sebelum kami mendampingi klien tersebut sebagai konsultan, kondisi toko minimarketnya sangat buruk. Dia mudah terpengaruh oleh orang-orang yang baru dikenalnya dan menerapkan saran mereka tanpa pertimbangan yang matang. Hal ini mengakibatkan keputusan yang tidak tepat dan mengarah pada kerugian dalam operasional toko.

Selain itu, klien ini juga menunjuk seorang manajer yang merupakan keponakannya, tetapi sang manajer tidak memiliki keterampilan yang memadai untuk mengelola dan mengembangkan toko minimarketnya. Manajer ini melakukan banyak penyimpangan, termasuk pengelolaan persediaan yang tidak efisien, keputusan pembelian yang salah, dan kurangnya pengawasan terhadap karyawan, termasuk juga menggelapkan uang penjualan. Semua ini menyebabkan toko mengalami kerugian finansial yang signifikan.

Namun, setelah kami mendampingi klien sebagai konsultan, kondisi toko minimarket mengalami perubahan yang positif. Pertama, kami membantu klien memperoleh pemahaman yang lebih baik tentang aspek-aspek bisnis yang perlu dikelola dengan baik, khususnya di bisnis minimarket. Kami memberikan arahan dan pemahaman tentang pentingnya perencanaan strategis, pengelolaan persediaan yang efisien, serta pentingnya pemilihan dan pengembangan staf yang berkualitas.

Selanjutnya, kami membantu klien merekrut seorang manajer yang memiliki keterampilan dan pengetahuan yang sesuai untuk mengelola toko. Kami memastikan bahwa manajer tersebut memiliki pengalaman yang relevan dan mampu menjalankan tugas-tugas operasional dengan efektif.

Selama proses pengembangan, kami memberikan pelatihan dan pendampingan kepada manajer dan karyawan toko minimarket. Kami membantu mengoptimalkan sistem pengelolaan persediaan, mengimplementasikan kebijakan dan prosedur yang jelas, serta membangun budaya kerja yang positif dan produktif.

Akhirnya, toko minimarketnya mengalami perubahan yang signifikan. Klien berhasil mencapai stabilitas operasional dan keuntungan yang lebih baik. Manajer yang kompeten mampu mengelola persediaan dengan baik, mengawasi kinerja karyawan, dan meningkatkan pelayanan pelanggan. Klien juga menjadi lebih percaya diri dalam mengambil keputusan bisnis yang tepat dan memiliki pemahaman yang lebih baik tentang pentingnya manajemen yang efektif dalam mencapai keberhasilan bisnis.

Dengan begitu, toko klien ini berhasil memperbaiki kondisi awal yang merugikan menjadi kondisi yang lebih baik dan menguntungkan setelah mendapatkan bimbingan dan dukungan dari kami sebagai konsultan.

Wallahu a’lam

Saat Bisnis Menjadi Manusia – Part 3

Saat Bisnis Menjadi Manusia – Part 3

PENDAPATAN (ENERGI):
Dalam konteks bisnis minimarket (ritel/grosir), pendapatan dalam analogi ini dapat diumpamakan sebagai “energi” yang memungkinkan bisnis berfungsi dan tumbuh, mirip dengan bagaimana energi dari makanan memungkinkan tubuh manusia bekerja dan tumbuh. Berikut adalah penjelasan dengan menggunakan konteks bisnis minimarket:

Pendapatan dalam bisnis minimarket adalah jumlah uang yang diterima dari penjualan produk yang ditawarkan kepada pelanggan. Misalnya, pendapatan dapat berasal dari penjualan bahan makanan, minuman, kebutuhan sehari-hari, produk-produk rumah tangga, dan sebagainya.

Setiap kali pelanggan membeli barang dari toko, pendapatan yang dihasilkan menjadi sumber energi finansial bagi bisnis. Pendapatan ini memungkinkan toko untuk membeli persediaan baru, membayar karyawan, membayar sewa atau hipotek toko, memperbarui infrastruktur, dan memenuhi berbagai kebutuhan bisnis lainnya.

Selain itu, pendapatan yang dihasilkan juga dapat digunakan untuk memperluas bisnis minimarket. Misalnya, dengan pendapatan yang cukup, Anda dapat mempertimbangkan untuk membuka cabang baru, meningkatkan promosi dan pemasaran, atau meningkatkan kualitas produk dan layanan agar dapat menarik lebih banyak pelanggan.

Namun, penting untuk diingat bahwa pendapatan bukanlah keuntungan bersih. Setelah mengurangi berbagai biaya operasional, seperti pengadaan barang, gaji karyawan, biaya sewa, utilitas, dan lainnya, baru didapatkan keuntungan bersih. Bisnis minimarket harus memastikan bahwa pendapatan yang dihasilkan cukup untuk mencakup biaya-biaya tersebut dan juga menghasilkan keuntungan yang memadai.

Secara keseluruhan, pendapatan dalam bisnis minimarket dianalogikan sebagai “energi” yang memungkinkan bisnis berfungsi dan tumbuh. Melalui pendapatan yang dihasilkan dari penjualan produk kepada pelanggan, minimarket dapat menjalankan operasional, memperluas bisnis, dan memenuhi berbagai kebutuhan bisnis.

KASUS:

Berikut adalah contoh kasus dengan seorang klien yang tidak menggunakan manajemen yang baik di tokonya, dan semua pekerjaan dihandle sendiri meskipun memiliki karyawan, sehingga dia tetap tidak memiliki waktu luang selain mengurusi bisnisnya:

Salah satu klien kami, adalah pemilik sebuah minimarket. Meskipun dia memiliki beberapa karyawan untuk membantu dalam operasional toko, dia tidak menggunakan manajemen yang efektif bahkan amburadul. Dia terlalu terikat dengan setiap aspek bisnis dan merasa perlu mengurus semuanya sendiri.

Merasa bahwa dia harus hadir di toko setiap hari dan mengawasi semua tugas, termasuk mengelola persediaan barang, melayani pelanggan, menangani pembayaran, merencanakan promosi, dan mengurus administrasi. Hal ini menyebabkan dia bekerja tanpa henti dan tidak memiliki waktu luang atau waktu untuk mengembangkan bisnisnya.

Karena dia mengurus semuanya sendiri, dia merasa terlalu lelah dan tidak dapat fokus pada tugas-tugas strategis yang dapat membantu bisnisnya tumbuh. Dia kehilangan waktu untuk menganalisis tren pasar, menjalankan kegiatan pemasaran yang efektif, atau mencari peluang baru.

Namun, setelah intervensi kami sebagai konsultan, perubahan signifikan terjadi. Kami membantu dia dalam merancang struktur organisasi yang lebih efisien. Tugas dan tanggung jawab diatur dengan jelas antara dia dan karyawannya. Dengan membagi tugas dengan karyawan yang dipercayai, dia sekarang memiliki lebih banyak waktu luang dan dapat fokus pada tugas strategis yang penting.

Perubahan ini juga berdampak positif pada layanan pelanggan. Dengan hanya melibatkan diri lebih banyak dalam aspek strategis, pelayanan menjadi lebih efisien dan terorganisir. Persediaan barang juga dikelola dengan baik, menghindari kekurangan atau kelebihan yang tidak perlu. Selain itu, setelah kami mengajarkan beberapa indikator penting, dia dapat mengambil keputusan strategis dengan lebih baik untuk pertumbuhan bisnisnya, karena dia memiliki lebih banyak waktu dan fokus yang tersedia.

Informasi terakhir, klien ini sudah mampu mengembangkan 4 cabang baru hanya dalam waktu kurang lebih 3 tahun. Wallahu a’lam

Saat Bisnis Menjadi Manusia – Part 2

Saat Bisnis Menjadi Manusia – Part 2

KARYAWAN ADALAH NAFAS BISNIS:�

Karyawan, atau pekerja, bisa dianalogikan sebagai “nafas” bagi bisnis. Bayangkan nafas sebagai sumber kehidupan yang memberikan energi dan vitalitas bagi tubuh manusia. Demikian pula, karyawan memberikan energi yang vital bagi bisnis untuk menjalankan operasinya.

Seperti halnya tubuh manusia membutuhkan oksigen dari nafas untuk mempertahankan keberlanjutan hidupnya, bisnis juga membutuhkan kontribusi karyawan dalam menjalankan berbagai fungsi penting. Para karyawan terlibat dalam tugas-tugas yang mendukung operasional sehari-hari bisnis, seperti penjualan, pemasaran, layanan pelanggan, pengelolaan persediaan, dan tugas-tugas lainnya yang memastikan kelancaran bisnis.

Selain itu, karyawan juga memiliki peran penting dalam pertumbuhan bisnis. Mereka berpartisipasi dalam upaya untuk meningkatkan pendapatan, memperluas pasar, dan meningkatkan kepuasan pelanggan. Seperti nafas yang memberikan oksigen bagi tubuh untuk tumbuh, karyawan dengan dedikasi dan keterampilan mereka mendorong bisnis untuk tumbuh dan berkembang.

Selain energi dan pertumbuhan, karyawan juga berperan dalam menciptakan sinergi dan kerjasama di dalam bisnis. Mereka bekerja sama, berkolaborasi, dan mendukung satu sama lain dalam mencapai tujuan bisnis. Seperti nafas yang membantu menjaga keseimbangan dan kesehatan tubuh, kehadiran karyawan yang saling mendukung menciptakan lingkungan kerja yang sehat dan produktif.

Analogi ini juga menunjukkan bahwa karyawan memiliki potensi untuk mengembangkan diri dan tumbuh dalam perannya. Seperti nafas yang memberikan kesempatan untuk mengembangkan paru-paru, karyawan juga dapat belajar, melatih, dan berkembang secara profesional. Bisnis yang memberikan kesempatan tersebut akan membangun kepuasan kerja, loyalitas, dan motivasi yang lebih tinggi di antara karyawan.

Secara keseluruhan, analogi ini menggambarkan pentingnya karyawan dalam bisnis sebagai “nafas” yang memberikan energi, keberlanjutan, kontribusi pertumbuhan, sinergi, dan kesempatan pengembangan diri. Karyawan adalah elemen yang tak tergantikan dalam menjaga kelancaran operasional dan kesuksesan bisnis secara keseluruhan.

KASUS:
Hal yg unik dialami salah satu klien kami. Usahanya terjadi penurunan penjualan yang cukup signifikan. Langkah pertama yg ingin dilakukannya adalah pengurangan karyawan karena di situ biaya yg paling besar, dan karena itulah ia hendak menggunakan jasa kami untuk membantunya, khawatir trhdp dampaknya buat dia jika dia sndiri yg lakukan.

Namun, hal yg mengagetkan dr kami, bhw kami justru menganjurkan utk menambah karyawan dan menaikkan gaji karyawan2 lamanya mulai dari 15% hingga 100%.

Penolakan pun terjadi, meski akhirnya ia menerima setelah panjang lebar dijelaskan mengapa hal ini harus ditempuh dan apa saja konsekuensi2 yg akan dihadapi.

Kami pun melakukan ‘aktivasi’ untuk menciptakan ‘nafas-nafas’ menyehatkan. Dan terbukti produktivitas karyawan meningkat pesat dan berdampak langsung pada penjualan, dan ‘image’ usaha itu pun semakin membaik.

Informasi terakhir yg kami peroleh, bahwa rasio gaji karyawan dengan laba brutonya sudah di bawah 40% yang semula mencapai lebih 60%.

Itulah ‘kekuatan’ nafas jika dikelola dengan baik dan benar, maka akan mampu mendistribusikan oksigen ke seluruh tubuh bisnis secara maksimal, yang pada gilirannya secara ‘sunnatullah’ akan menyehatkan tubuh bisnis kita. Wallahu a’lam.

Muhammad Azhar (Chairman di CRC)

Saat Bisnis Menjadi Manusia – Part 1

Saat Bisnis Menjadi Manusia – Part 1

BISNIS ITU BAGAIKAN TUBUH MANUSIA:�

Saya ingin mengajak kita untuk melihat bisnis melalui lensa yang berbeda. Dengan mengeksplorasi analogi yang menarik antara organ-organ dalam tubuh manusia dan elemen-elemen kunci dalam bisnis, kita akan mendapatkan wawasan baru tentang bagaimana bisnis dapat berfungsi dengan efektif dan sehat.

CASHFLOW BAGAIKAN ALIRAN DARAH:

Cash flow, atau aliran kas, bisa dianalogikan seperti aliran darah dalam tubuh manusia. Darah memiliki fungsi vital untuk mengangkut oksigen dan nutrisi ke seluruh bagian tubuh, dan hal yang sama berlaku untuk cash flow dalam bisnis. Dalam konteks bisnis, cash flow adalah aliran uang masuk dan keluar dari perusahaan. Ini mencakup pendapatan dari penjualan, pembayaran kepada pemasok dan karyawan, dan investasi dalam peralatan atau perluasan bisnis.

Sebagaimana darah harus mengalir dengan lancar dan seimbang dalam tubuh manusia untuk menjaga kesehatan, begitu juga cash flow dalam bisnis. Cash flow yang sehat berarti bahwa bisnis memiliki cukup uang tunai untuk membayar tagihan dan biaya operasionalnya tepat waktu, serta memiliki sisa untuk reinvestasi atau tabungan. Cash flow yang buruk, di sisi lain, bisa berarti masalah serius. Jika bisnis terus-menerus mengeluarkan lebih banyak uang daripada yang masuk, bisnis tersebut akan berjuang untuk bertahan.

Penting untuk diingat bahwa cash flow bukan hanya tentang jumlah uang yang masuk dan keluar, tetapi juga tentang waktu dan ritme aliran tersebut. Sama seperti tubuh manusia memerlukan pasokan darah yang konsisten, bisnis juga memerlukan aliran kas yang konsisten. Penjualan yang tinggi atau profit yang besar tidak berarti banyak jika cash flow terhambat atau tidak stabil. Oleh karena itu, manajemen cash flow yang efektif sangat penting bagi kesehatan jangka panjang bisnis.

KASUS:
Saya ada klien yang pendapatannya melebihi potensinya bahkan ekspektasi pemiliknya, karena keberhasilan kami sebelumnya dalam mendongkrak penjualan. Namun tidak lama berselang, tiba-tiba pemiliknya ugal-ugalan dalam berinvestasi membangun cabang-cabang baru karena menganggap bisnisnya telah berhasil mencetak keuntungan yang berlipat.

Dana operasional usaha yang sedang berjalan digunakan untuk investasi tersebut. Diperparah lagi dengan hutang bank yang menggunung. Di sisi lain, modal kerja yang ada semakin menipis karena tidak sedikit tagihan pemasok yang terhambat sehingga suplai barang mulai dibatasi pemasok.

Dampak selanjutnya, pendapatan akan semakin menurun karena produk yang semakin terbatas, cabang-cabang baru pun tidak lagi mampu berkembang, bahkan cabang-cabang ini hanya menjadi ‘cost center’ dan menambah beban semakin berat.

Jika ini terjadi, kita tunggulah AJAL bisnis ini, sunnatullahnya insya Allah bisnis ini SEGERA wafat dengan sangat menyakitkan, jika tidak ada langkah-langkah ekstrim untuk menanganinya.

Muhammad Azhar (Chairman di CRC)

Keranjang0
Tidak ada produk
Lanjut belanja lagi
0